twitter

Selasa, 05 April 2011

Syarat Menjadi Seorang Pemimpin

Ketika takdir menentukan bahwa anda dipilih banyak orang, maukah anda menjadi seorang pemimpin ? Sekalipun hanya memimpin  kelompok kecil dari sebuah organisasi yang memiliki program kerja sederhana misalnya ?
Lalu, apa perasaan anda pada saat itu, senang, terharu, bangga, atau malah merasakan tertekan karena sadar akan beban yang begitu besar berada di pundak anda nantinya ?

Saran saya, majulah, tegakan pundak anda dan melangkah pasti dengan satu tekad "aku harus bisa menjadi seorang pemimpin yang mampu menjaga amanah."
Lalu pahamilah, bahwa seorang pemimpin sebenarnya tidak identik dengan sebuah kekuasaan tapi lebih berarti sebagai seseorang yang mengemban sebuah amanat besar yang harus bisa dia pertanggung jawabkan kelak.
Mari kita simak beberapa penjabaran sederhana berikut :

Pengertian Pemimpin
  • Seorang pemimpin menurut islam adalah setiap orang yang mempunyai tanggung jawab baik terhadap dirinya sendiri, orang lain, suami/istrinya, keluarganya, dan masyarakatnya, seperti yang tersirat dalam hadist nabi muhammad SAW : "Semua kamu adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang imam pemimpin  bertanggung jawab atas rakyatnya. Seorang suami pemimpin dalam keluarganya dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang isteri pemimpin dan bertanggung jawab atas penggunaan harta suaminya. Seorang pelayan pemimpin bertanggung jawab atas pengunaan harta majikannya. Seorang anak bertanggung jawab atas penggunaan harta ayahnya". (HR. Al Bukhari:5788, Muslim: 1829, Abu Dawud: 2926, Tarmidzi: 1705)
Dalam konteks lain pemimpin menurut para ulama :
  • Pemimpin adalah orang yang senantiasa diamanati untuk menjaga kemashalatan hal-hal yang dibebankan kepadanya( Syarh Shohih Muslim 12/529)
Dari kedua hal diatas saja sudah jelas, bahwa pemimpin adalah orang yang mengemban amanah dan wajib mempertanggung-jawabkan segala sesuatu yang di amanahkan kepadanya.

Pengertian Amanah
Amanah berasal dari kata amina-ya’manu-amnaa-amanah yang mempunyai arti alwadiiah maknanya adalah titipan.(lihat mu’jamul wasith 1/28)

Bagaimanakah seseorang bisa menjadi pempimpin yang mampu menjaga amanah ? hanya 1 jawaban untuk hal tersebut; dia harus memiliki sifat qana'ah.

Pengertian Qana’ah
Qana’ah adalah  sifat  seseorang yang bisa menerima dengan ikhlas, puas dan bahagia atas apa yang telah dianugerahkan Allah SWT kepadanya karena merasa bahwa itulah yang telah menjadi bagiannya, atau dengan kalimat lain orang yang bermental qana’ah, tentu tidak akan serakah terhadap harta dunia.
Jika kita berbicara tentang nilai-nilai seorang pemimpin yang cerdas maka semua itu tidak akan terlepas dari kedua hal yaitu sikap Qana’ah dan Amanah. Mengapa kedua hal tersebut dianggap penting karena tanpa membangun kedua sifat tersebut niscaya kita tidak akan mampu menjadi seorang pemimpin cerdas secara pribadi, intelektual, dan agama.
Secara garis besar dari sikap qana’ah dan amanah tersebut diatas maka akan dihasilkan 2 kompetensi dasar yang masing-masing dari kompetensi dasar mempunyai 2 penjabaran lagi yaitu:

1. Kompetensi Pribadi : kemampuan yang menentukan bagaimana kita mengelola diri kita sendiri.
1.1. Kesadaran Diri
  • Kesadaran emosi: Membaca emosi diri sendiri dan mengenali dampaknya serta menggunakan insting untuk menentukan tiap keputusan
  • Penilaian diri yang akurat: Mengetahui kekuatan dan keterbatasan diri
  • Kepercayaan diri: Kepekaan yang sehat mengenai harga diri dan kemampuan diri
1.2. Pengelolaan Diri
  • Kendali emosi: Mengendalikan emosi dan dorongan yang meledak-ledak
  • Transparansi: Menunjukkan kejujuran dan integritas kelayakan untuk dipercaya
  • Pencapaian: Dorongan untuk memperbaiki kinerja untuk memenuhi standar-standar prestasi yang ditentukan oleh diri sendiri
  • Inisiatif: kesiapan untuk bertindak dan menggunakan kesempatan
  • Optimisme: Melihat sisi positif suatu peristiwa
2. Kompetensi Diri : kemampuan ini menentukan bagaimana kita mengelola hubungan.
2.1. Kesadaran Sosial
  • Empati: Merasakan emosi orang lain, memahami sudut pandang mereka, dan berminat aktif pada kekhawatiran mereka
  • Kesadaran organisasional: Membaca apa yang sedang terjadi, keputusan jaringan kerja, dan politik di tingkat organisasi
  • Pelayanan: Mengenali dan memenuhi kebutuhan pengikut, klien atau pelanggan
2.2. Pengelolaan Relasi
  • Kepemimpinan yang menginspirasi: Membimbing dan memotivasi dengan visi yang semangat
  • Pengaruh:Menguasai berbagai taktik membujuk
  • Mengembangkan orang lain: Menunjang kemampuan orang lain melalui umpan-balik dan bimbingan
  • Katalis perubahan: Memprakasai, mengelola, dan memimpin di arah yang baru
  • Pengelolaan konflik: Menyelesaikan pertengkaran
  • Membangun ikatan: Menumbuhkan dan memelihara jaringan relasi
  • Kerja kelompok dan kolaborasi: Kerjasama dan pembangunan kelompok
Mengapa dari sikap amanah dan qana’ah dapat menumbuhkan kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial dan pengelolaan relasi?

Kesadaran diri
Dalam kaitannya dengan sikap amanah dan qana’ah, kesadaran diri yang kuat adalah tindakan/perbuatan yang realistis tidak terlalu mengkritik ataupun penuh harapan yang naif terhadap dirinya sendiri kepada diri sendiri. Pemimpin yang sadar diri juga mengerti nilai, tujuan, dan impiannya. Misalnya: mereka bisa tegas menolak sebuah tawaran kerja yang menggoda dari segi keuangannya tetapi tidak cocok dengan prinsip atau tujuan jangka panjang mereka. Dengan kalimat lain sifat pemimpin yang sadar diri akan membuat pribadi mereka mampu bertindak dengan keyakinan dan otentikan yang diperlukan untuk terciptanya resonansi.

Pengelolaan diri
Dalam kaitannya dengan sikap amanah dan qana’ah, pengelolaan diri adalah dorongan terfokus yang dibutuhkan setiap pemimpin untuk mencapai tujuannya. Yang dimaksud disini adalah seorang pemimipin yang cerdas tidak boleh dikendalikan oleh segala macam jenis emosi yang bersifat negatif karena dalam hal ini akan mengakibatkan suatu dampak psikologis terhadap orang yang dipimpinnya(bisa dengan perubahan sikap dari yang tadinya mendukung menjadi tidak peduli atau bahkan menyerang pimpinannya), contoh kasus: ada seorang kepala keluarga di tempat dia bekerja mengalami suatu masalah kegagalan dalam menyelesaikan tugasnya karena sang kepala keluarga ini terlalu terbebani dan ada perasaan sangat bersalah baik terhadap kantornya maka dia kembali ke rumah dengan harapan dapat lebih tenang tetapi sesampainya dirumah melihat anaknya yang sedang bermain sehingga kondisi rumah menjadi terlihat berantakan sang kepala keluarga tadi marah-marah kemudian dari ketidak-mampuannya dalam mengelola diri bukan tidak mungkin akan berdampak pada sang anak yang menjadi ketakutan atau yang lebih parah bisa terjadi pertengkaran antara suami-isteri dan dia tidak bisa mencapai tujuan awal kembali ke rumah.

Kesadaran sosial
Dalam kaitannya dengan sikap amanah dan qana’ah, kesadaran sosial adalah cara bagaimana seorang pemimpin dapat membaca, merasakan, mendengarkan dan berkomunikasi dengan mempertimbangkan perasaan orang lain kemudian membuat keputusan yang cerdik yang menggeser perasaan-perasaan itu menjadi respons ke arah yang positif. Dalam kaitannya sebagai seorang pemimpin kesadaran sosial amatlah sangat penting karena dengan kita mampu merasakan setiap sikap yang ingin diungkapkan oleh orang lain maka kita dapat menetukan suatu kebijakan mana yang kira-kira dapat kita akomodir berdasarkan pesan atau kata-kata dari hasil komunikasi kita kedalam kebijakan yang akan kita hasilkan, tetapi disini kesadaran sosial bukan berarti seorang pemimpin harus mengadopsi emosi orang lain sebagai emosinya sendiri dan berusaha menyenangkan setiap orang. Seorang pemimpin yang memiliki kesadaran sosial yang tinggi akan pandai mengenali dan memenuhi kebutuhan klien, pelanggan, dan bawahannya. Mereka tampak mudah didekati, ingin mendengarkan apa yang ingin dikatakan oleh orang lain. Mereka mendengarkan secara cermat, menangkap apa yang sesungguhnya dimasalahkan oleh orang-orang, dan responsnya tepat. Jadi, kesadaran sosial adalah kunci untuk mempertahankan orang-orang berbakat. Pemimpin akan selalu membutuhkan kesadaran sosial dalam menjalankan setiap amanah yang akan dijalankan untuk mengembangkan dan memelihara orang-orang yang berpotensi.
Demikianlah, semoga tulisan ini memberikan manfaat kepada orang-orang yang membaca,mengkaji dan mengamalkannya.
Yang terpenting semoga allah memberikan taufiq dan hidayah kepada kita semua agar MENJADI PEMIMPIN YANG AMANAH DAN QANA’AH  dalam kondisi apapun dan dimanapun kita berada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar